http://www.hipwee.com/opini/untuk-bapak-dan-ibu-karena-akulah-harta-yang-paling-berharga-maka-aku-akan-tetap-disini/ |
Tak ada satupun anak di dunia ini yang tidak menginginkan kebahagiaan
bagi Orang tuanya. Membuat mereka tersenyum, membuat mereka bangga
hingga menangis terharu, seakan telah menjadi tujuan hidup seorang anak
yang tak perlu diikrarkan di depan banyak orang, namun selalu tertanam
kuat dalam hati & pikiran. Hal itulah yang juga ingin ku lakukan
pada kalian Bapak dan Ibu, aku ingin menghujani kalian dengan
kebahagiaan yang berlimpah.
Dulu aku pernah berangan-angan.
Selepas kuliah nanti, aku akan pergi berpetualang. Seperti dalam kutipan
Buku ketiga dari Tetralogi Laskar Pelangi Edensor karya Andrea Hirata,
“ Aku ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan,
menggoda mara bahaya, dan memecah misteri dengan sains. Aku ingin
menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin
lika-liku hidup yang ujungnya tak dapat disangka. Aku mendamba kehidupan
dengan kemungkinan-kemungkinan yang bereaksi satu sama lain seperti
benturan molekul uranium: meletup tak terduga-duga, menyerap, mengikat,
mengganda, berkembang, terurai, dan berpencar ke arah yang mengejutkan.
Aku ingin ketempat-tempat yang jauh, menjumpai beragam bahasa dan
orang-orang asing. Aku ingin berkelana, menemukan arahku dengan bintang
gemintang. Aku ingin mengarungi padang dan gurun-gurun, ingin melepuh
terbakar matahari, limbung dihantam angin, dan menciut dicengkram
dingin. Aku ingin kehidupan yang menggetarkan, penuh dengan
penakhlukan. Aku ingin hidup! Ingin merasakan sari pati hidup!"
Ah, sebenarnya tidak selebay itu juga. Aku hanya ingin pergi ke dunia
yang baru, jauh, asing, memulai petualangan baru, berkenalan dengan
orang-orang baru, dan yang paling penting, mendulang rupiah
sebanyak-banyaknya demi kebahagiaan kita sekeluarga.
Membayangkan
hal itu, membuatku semakin semangat untuk segera menyelesaikan kuliahku.
Ya, aku ingin sering-sering membelikan baju baru untuk kalian,
membelikan Ibu perhiasan, mengajak kalian makan enak. Kalian tidak
perlu lagi bekerja terlampau keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Biarkan aku yang bekerja jauh ke luar sana, dan mengambil alih tanggung
jawab untuk memenuhi kebutuhan finansial keluarga. Jangan anggap aku
sombong Pak, Bu, atas cita-citaku waktu itu. Aku hanya ingin membuat
kalian bahagia.
Tapi
ternyata, waktu itu aku salah. Kondisi ekonomi kita yang di bawah
rata-rata, membuatku menilai bahwa uang adalah hal terbaik yang bisa
membuat kalian bahagia. Padahal tidak. Uang hanyalah salah satu sumber
kebahagiaan. Memiliki uang yang berlimpah memang bisa membuat kita
bahagia. Seharusnya waktu itu aku tahu, bahwa kebahagiaan tidak bisa
dibeli dengan uang. Ada hal yang jauh lebih berharga bagi kalian, bahkan
bila seluruh komponen yang ada di bumi ini dinilai dengan uang,
kemudian kalian diminta menukarkan dengan hal yang kalian anggap jauh
lebih berharga itu, aku tahu kalian tidak akan pernah sudi.
Ya,
hal yang lebih berharga itu adalah aku. Aku, anak perempuan yang kalian
besarkan dengan penuh perjuangan dan cinta kasih. Anak yang selalu
membuat kalian rindu ketika semasa kuliah aku pernah tidak pulang ke
rumah sampai 5 minggu padahal jarak kita hanya sekitar 70 Km. Anak yang
bandel karena sering melakukan penghematan dengan cara-cara ekstrim agar
uang sakunya tetap bersisa setiap bulannya. Anak perempuan itu, tidak
akan pernah kalian biarkan pergi jauh dari kehidupan kalian.
Jujur
aku sempat gundah waktu itu. Ketika kalian benar-benar serius
melarangku untuk pergi, aku sempat merasa terkungkung dalam sangkar
sepasang bidadari. Aku seperti kehilangan harapan untuk membahagiakan
kalian. Lalu apa yang harus aku lakukan? Iya,, aku memang masih bisa
bekerja disini. Tapi mungkin aku tidak mendapatkan pekerjaan impianku.
Ilmu yang ku pelajari selama empat tahun di bangku perkuliahan seakan
sia-sia. Terlebih, aku tidak bisa menghujani kalian dengan rupiah.
Sampai
sekian lama aku merenung, & aku menyadari bahwa tak seharusnya aku
bersikap demikian. Jika memang aku tulus menginginkan kebahagiaan
kalian, aku tidak akan menyiksa kalian dalam kekhawatiran setiap hari.
Jika aku menyayangi kalian, maka aku akan senantiasa menentramkan hati
kalian. Bukankah ketentraman hati adalah sumber kebahagiaan yang paling
hakiki?
Kalian pernah mengatakan padaku kan, bahwa kalian lebih
senang jika aku memberikan cangkang siput yang ku temukan di antara
pasir pantai, dibandingkan dengan menerima mutiara yang cantik dan
berkilau yang aku dapatkan setelah aku menyelam di kedalaman laut
tertentu. Meskipun kita sama-sama tahu resikonya, dengan tetap disini,
mungkin aku akan jadi orang yang biasa-biasa saja. Mungkin akan sulit
bagiku untuk membahagiakan kalian dengan kemewahan seperti apa yang
pernah kuimpikan.
Tapi
apalah arti menjadi orang hebat, sementara aku membiarkan orang lain,
atau justru kalian yang mengurus diri kalian sendiri. Apalah arti
kemewahan, sementara untuk mencium tangan kalian saja aku harus menunggu
waktu. Tak apa aku biasa saja di mata mereka, asalkan aku senantiasa
mampu menjadi superhero untuk keluargaku tercinta.
Pak,
Bu, aku akan tetap disini. Aku akan tetap berada di samping kalian. Aku
tidak akan pergi jauh. Aku akan menemani kalian minum teh setiap pagi
dan sore hari, menemani kalian menonton TV, saling berbagi cerita
tentang kehidupan. Aku akan selalu ada kapanpun kalian membutuhkanku
untuk sekedar memijat bahu kalian yang lelah. Aku akan merawat kalian
ketika kalian sakit. Yakinlah Pak, Bu, aku akan mendampingi &
memastikan dengan mata kepalaku sendiri bahwa kalian selalu bahagia
hingga ujung usia.
Note: Tulisan ini pernah diterbitkan di hipwee.com dengan link http://www.hipwee.com/opini/untuk-bapak-dan-ibu-karena-akulah-harta-yang-paling-berharga-maka-aku-akan-tetap-disini/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar