http://adoraonoturnafeminina.blogspot.co.id/2013/08/ta-muito-dificil-muito.html |
Dalam hidup, adalah wajar jika terdapat beberapa keinginan kita yang
tidak terpenuhi. Sedih, kecewa, patah hati, pasti pernah datang
menghampiri. Lantas apa yang harus kita lakukan? Terpuruk, marah,
protes, frustasi, merasa ini tidak adil? Selemah itukah kita?
Wahai Kawan Muda yang sedang remuk hatinya,,
Tak usahlah kau meratapi kegagalanmu. Tak perlu kau sesali kerasnya
usahamu. Terlebih jika kau menggerutu pada nasib. Apakah kau lupa
tentang janjimu pada dirimu sendiri? Bukankah kau bertekad untuk selalu
menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya. Dan kau tentu sangat
memahami bahwa untuk menjadi sosok yang lebih baik, kau harus banyak
belajar. Namun apakah cukup dengan belajar maka otomatis kau telah
menjadi lebih baik? Tentu saja tidak. Harus ada sesuatu yang mampu
membuktikan bahwa kamu telah naik level. Harus ada tolok ukur yang dapat
menggambarkan bahwa kamu memang sedang berprogres.
Lantas dengan apa? Hanya dengan ujian semua itu bisa dibuktikan. Jika untuk naik kelas saja kamu harus melalui midterm
dan ujian akhir semester, apalagi jika ingin menjadi pribadi yang lebih
baik? Hal itu tentunya jauh lebih kompleks dibandingkan sekedar naik
kelas. Ujian macam apakah yang membuatmu naik level? Jawabannya seperti
apa yang sedang kau alami saat ini. Sebuah ujian tentang hal yang tidak
sejalan dengan keinginanmu. Tentang hal yang sudah mati-matian kamu
upayakan namun ternyata meleset juga.
Sudahlah, jangan menangis. Ini memang perih. Terlebih jika mengingat
seberapa besar peluhmu selama ini. Namun ingatlah, ini adalah ujian. Ini
sudah menjadi bagian dari rencana-Nya. Sehelai daun yang jatuh ke tanah
pun sudah ditentukan kapan, sebab musabab dan di bagian mana ia akan
jatuh. Namun ia tak pernah menyalahkan angin. Pun demikian dirimu.
Apakah kau mau menyalahkan orang lain? Apakah kau mau menyalahkan Tuhan?
Sejatinya kau hanya perlu menyadari bahwa ini semua adalah ujian.
Berbahagialah, ini adalah ujian. Bukan hukuman. Sebagaimana hakekat
ujian, jika engkau berhasil melampauinya maka engkau akan naik tingkat.
Maka PRmu adalah mencari cara untuk lulus. Banyak hal yang bisa kau
jadikan senjata untuk menghadapi ujian kegagalan ini. Ingatlah saat kau
belajar dari pengalaman orang lain dan quote-quote yang sering
membuatmu takjub. Bukankah pada intinya kau hanya membutuhkan kesabaran,
keyakinan, keikhlasan, serta introspeksi diri?
Cuma empat poin saja. Namun akupun sepakat bahwa 4 poin tersebut
tidak sesimpel kelihatannya. Menjalankan satu poin saja sulitnya minta
ampun apalagi semuanya. Walaupun demikian, tidak ada yang memaksamu
untuk mengerjakan keempat-empatnya secara bersamaan. Perlahan saja, tak
perlu terburu-buru. Waktupun tentu tak keberatan untuk menunggu.
Percayalah, Tuhan tidak pernah mengingkari janji-Nya. Sesudah
kesulitan pasti akan ada kemudahan. Badai pasti berlalu. Suatu saat
nanti, kau akan sembuh dari segala rasa tidak menyenangkan ini. Dan
tahukah kamu, jika kau berhasil melalui ini semua, banyak kejutan
menanti di ujung sana. Tentu saja bukan kejutan yang membuatmu terkena
serangan jantung, melainkan kejutan yang mampu menenggelamkanmu dalam
tangis kebahagiaan. Kau pasti mau bukan?
Maka dari itu marilah bangkit. Angkat wajahmu dan mari berbenah diri.
Lapangkan hatimu untuk menerima setiap ketentuan-Nya. Tunjukkan pada
Tuhan bahwa kau mampu lulus. Yakinkan Dia bahwa kau layak mendapatkan reward.
Terkadang hal yang tidak kau ingini justeru merupakan hal yang paling
baik untukmu. Kita boleh berecana,namun Tuhan adalah sebaik-baik
perencana. Tetaplah berprasangka baik pada-Nya. Kelak, kau akan
mensyukuri setiap inchi kegagalan yang kini kau alami.
Note:
Tulisan ini pernah diterbitkan di kitamuda.com dengan link http://www.kitamuda.id/motivasi/2016/10/21/sebuah-perspektif-tentang-kegagalan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar