lhttp://my-favoriteartis.blogspot.co.id/2015/10/kumpulan-dp-bbm-gambar-danbo-patah-hati.html |
Tak ada cara yang lebih mujarab untuk menyembuhkan luka
kecuali berdamai dengannya. Dan balasan paling setimpal bagi mereka yang pernah
menggoreskan luka adalah berbaik hati kepadanya..”
Apa ?
Berdamai?
Berbuat baik ?
Impossible!!!
Sampai turunan ke-10 pun aku tidak akan pernah sudi. Aku
akan mengibarkan bendera perang, dan memberi tanda silang di kepalanya bahwa
dia adalah target utamaku. Suatu saat aku akan tertawa bahagia di atas
penderitaannya dan dia akan memohon-mohon di kakiku agar diberi belas kasihan.
Aku akan berdo'a siang malam agar dia segera mendapat petaka yang luar biasa
dari Tuhan. Aku janji,, janjii.. “
Mungkin kurang lebih begitulah ekspresiku ketika 6 bulan
yang lalukau datang dengan nasihat bijak yang langsung aku tolak mentah-mentah.
Dan kau hanya tersenyum sambil berkata dengan nadamu yang datar.
“Lakukan saja apa yang kau suka sekarang, tapi jangan
berlarut-larut ya,, Aku tahu kau adalah gadis dengan segudang ambisi baik. Dan kurasa,
melihat seseorang kesusahan bukanlah salah satu ambisimu bukan ? “
“Kamu tidak akan pernah mengerti, karena kamu tidak pernah
tahu bagaimana rasanya dikhianati. Kamu bisa saja bersikap selow seperti
sekarang karena kamu tidak tahu rasanya ditinggal pergi ketika sedang
mempersiapkan perhelatan janji suci.”
Dan lagi-lagi kamu hanya tersenyum. Namun kali ini tak
disusul dengan satu katapun. Hal ini membuat aku gemas. Bagaimana tidak? Yang aku inginkan adalah kamu membelaku,
memberi strategi jitu untuk melumpuhkannya. Bukan hanya memintaku untuk
berdamai, Berbuat baik. Hei,, dia telah berbuat kesalahan yang paling fatal
terhadapku. Dan lebih fatalnya lagi, terhadap keluargaku juga.
Bagaimana tidak fatal? Dia berkata akan menikahiku. Bukan
kepadaku, tapi kepada orang tuaku. Ya, dia nampak bagai sosok laki-laki idaman.
Jarang-jarang kan ada pria yang langsung to
the point seperti itu? Terlebih dengan susunan rencana kehidupan rumah
tangga kami kelak yang bedebah itu rancang sedemikian sederhana namun sangat
menjanjikan. Aku kagum. Ayah Ibuku takjub. Dan, kita semua “klik”. Mulailah kami
merancang apa-apa yang perlu dipersiapkan. Hari baik, adat seperti apa, konsep
pesta, dan tetek bengek lainnya.
Ah andaikan saja para pria tahu, kegiatan itu merupakan hal
yang paling merepotkan tapi sekaligus mengasyikkan bagi seorang wanita.Memikirkan
konsep, pernak-pernik, pesta,, Itu semua kegiatan yang menyibukkan sekaligus
menyenangkan. Ya, semua terasa menyenangkan sampai akhirnya ia merusak semua
kebahagiaan itudengan membatalkannya secara sepihak. Dan
parahnya lagi, ternyata ia membatalkan sebuah acara suci nan sakral demi
seorang wanita lain. Damn,,
Wanita mana yang tidak sakit hati ? Wanita mana yang tidak
hancur lebur perasaannya ? Wanita mana yang tidak menyimpan dendam ? Dia menjebloskanmu
ke jurang neraka ketika sedang asyik-asyiknya bermain di angkasa. Dia seolah
mencipratkan kotoran hewan ke wajah kedua orang tuamu. Kemudian kau diminta
untuk berdamai ? Cih,,
Yang ada aku berusaha menempa diriku untuk menjadi lebih
baik. Aku harus lebih sukses dari dia, aku harus lebih mapan secara finansial,
aku harus lebih terkenal. Suatu saat, akan kuinjak lehernya. Akan kubuat dia
merangkak-rangkak di kakiku, memohon belas kasihan. Lihat saja, suatu saat hal
itu akan terjadi.
Aku berlari mengejar prestasi. Menyibukkan diri dengan
kegiatan lain di luar jam kantor. Menulis, mengeksplorasi diri. Melakukan
banyak hal baru demi sebuah popuparitas dan menambah asset. Ketika aku merasa
lelah, postingan mesra nan alay dari kedua sejoli yang berawal dari pasangan
selingkuh itu melecutku.
Hari demi hari berganti. Namaku semakin terangkat di bidang
tulis menulis. Assetku semakin bertambah. Bisnis sampingan semakin berjalan.Aku
mendapatkan apa yang aku inginkan. Namun aku menjadi aku yang tak kenal waktu.
Menjadi aku yang tak kenal batas kemampuan diriku. Lebih parahnya, aku menjadi
aku yang tak kenal belas kasihan pada dirisendiri.
Tiba saatnya dimana aku merasa amat sangat lelah. Aku tiba
disaatdimanapostingan-postingan kemesraan dia dan kekasih barunya tidak bisa
menepis lelah. Untuk apa aku bersusah payah melakukan ini semua. Apakah dengan
populernya diriku menjadikan ia tersakiti ? Apakah dengan bertambahnya assetku
dia akan menderita? Bagaimana kalau dia sama sekali tidak tahu? Bagaimana dia
akan tahu? Dia sedang asyik dengan cintanya. Dan aku malah membiarkan indahnya
kehidupanku ditelan oleh sibukku. Merelakan diri untuk tidak menikmati
kehidupanku.
Oh Tuhan,, apa yang sedang kulakukan tak ada ubahnya dengan
menghukum diriku sendiri. Padahal Tuhanku yang Maha Welas asih telah mengutus
banyak orang baik untukku. Ayahku,, Ibuku,, Adikku,, dan sahabat-sahabat baik
seperti kamu? Harusnya kuhabiskan waktu bersama mereka. Harusnya aku duduk dan
mendengarkanmu berpetuah.
Kau benar sahabatku, seharusnya sejak lama aku berdamai
dengan kejadian pahit itu. Bukan berarti harus melupakan, tapi ada beberapa hal
yang nampak tidak menyenangkan tapi itulah hal yang seharusnya terjadi. Mungkin
wanita yang membuatnya berpaling jauh lebih baik dalam beberapa hal
dibandingkan diriku, dan aku juga punya beberapa hal yang jauh lebih baik dibandingkan
dirinya. Hanya saja, kelebihannya lebih cocok untuk melengkapi kekurangan pria
pengkhianat itu dibandingan dengan kelebihanku. Bukankah setiap pribadi itu unik,
dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing? Bukankah jodoh itu bukan yang
paling baik tapi yang paling cocok?
Selang beberapa waktu, kujabat tangan seseorang yang dulu
pernah menyakitiku begitu hebatnya sambil mengucapkan selamat. Kusunggingkan
senyum tulus untuk mereka. Syukurlah,, hatiku merasa sangat ringan.
Benar katamu Sahabat, memaafkannya, merupakan obat luka yang
paling mujarab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar